Program Makan Gratis Berujung Petaka: Ribuan Warga Keracunan, Pengawasan Dipertanyakan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan sebagai salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini tengah menjadi sorotan tajam publik.
Dalam beberapa hari terakhir, ribuan warga di Jawa Barat dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan massal setelah menyantap hidangan dari program tersebut. Data sementara mencatat hampir 6.000 orang terdampak, dengan lebih dari 1.000 anak termasuk di dalamnya. Beberapa pasien harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Tak berhenti di situ, sebuah video dari Batam viral di media sosial, memperlihatkan serpihan kaca di dalam makanan MBG. Peristiwa ini mempertegas dugaan lemahnya kontrol kualitas dalam distribusi makanan gratis berskala nasional tersebut.
Badan pengawas pangan menyebutkan bahwa akar masalah terletak pada minimnya pengawasan terhadap pihak penyedia dan distribusi makanan. Sejumlah LSM dan tokoh masyarakat pun mendesak pemerintah untuk segera mengevaluasi mitra penyedia, serta memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan benar-benar dijalankan.
Pemerintah melalui Kementerian terkait mengakui adanya kekurangan dalam implementasi program ini. Mereka berjanji akan melakukan investigasi menyeluruh, memperketat pengawasan, dan tidak segan memberikan sanksi kepada pihak yang terbukti lalai.
Meski demikian, pemerintah menegaskan bahwa tujuan utama program MBG — yakni memastikan anak-anak sekolah dan masyarakat kurang mampu mendapatkan asupan gizi layak — tetap akan dilanjutkan. Namun, kejadian ini menjadi alarm serius bahwa tanpa pengawasan ketat, program sosial berskala besar justru bisa menimbulkan bencana.