Sebuah tragedi mengguncang Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada awal Oktober 2025. Sebuah bangunan pesantren ambruk mendadak ketika ratusan santri sedang berkumpul di aula untuk kegiatan doa bersama.
➡ Kronologi Kejadian:
- Aula pesantren sedang dalam tahap renovasi ringan.
- Pada saat kejadian, para santri sedang mengikuti doa berjamaah.
- Tanpa peringatan, struktur atap dan dinding runtuh menimpa para santri di dalamnya.
➡ Korban Jiwa & Luka:
- Hingga 3 Oktober 2025, tercatat 13 santri meninggal dunia.
- Puluhan santri lainnya luka berat dan ringan.
- Masih ada korban yang diyakini tertimbun reruntuhan.
➡ Proses Evakuasi:
- Tim SAR, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan diterjunkan ke lokasi.
- Awalnya pencarian dilakukan manual untuk menghindari risiko tambahan.
- Mulai 3 Oktober, alat berat digunakan karena akses reruntuhan makin sulit.
- Sejauh ini, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan di area yang terdampak parah.
➡ Dugaan Penyebab:
- Renovasi dilakukan tanpa pengawasan teknis memadai.
- Struktur bangunan disebut sudah mengalami keretakan sebelumnya.
- Pemeriksaan lebih lanjut menunggu hasil penyelidikan tim ahli konstruksi dan kepolisian.
➡ Respons Pemerintah:
- Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat.
- Bantuan medis, psikologis, dan logistik dikirim ke lokasi.
- Kementerian Agama dan PUPR terlibat mengevaluasi bangunan keagamaan dan pesantren lainnya.
- Keluarga korban dijanjikan santunan serta pendampingan.
➡ Reaksi Publik:
- Kejadian ini mendapat perhatian luas secara nasional.
- Warganet menyoroti lemahnya standar keamanan bangunan pendidikan berbasis pesantren.
- Banyak seruan agar audit menyeluruh dilakukan terhadap bangunan keagamaan yang sedang direnovasi.
Tragedi ini menjadi peringatan serius terkait kelalaian konstruksi dan keselamatan santri di lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren.










